Saturday, April 21, 2012

ringkasan ta'limul muta'alim

Ringkasan ta’limul muta’alim
BALAJAR MENGAJAR, ORANG SALAFI MENYEBUTNYA DG SEBUTAN “TA’LIMUL MUTA’ALIM”
Di dalam pondok Pesanteren Ta’limul muta’alim adalah nama sebuah kitab yg sudah tidak asing lagi. Kitab ini terkenal sejak zaman para Wali songo hingga sekarang. Kitab ini jg menjadi pelajaran utama, jika seorg santri benar-benar ingin mendalami ilmu agama islam dg baik hingga mendapatkan hasil yang baik. Didalam kitab ini memuat etika tatacara belajar dan jg mengajar hingga seorg guru dan murid akan mendapatkan kemudahan dalam belajar dan mengajarnya diridoi oleh Allah dan rosulNya. Didalam kitab ini sarat pertama dalam mencari ilmu adalah niat, niat ikhlas mengharap rido Allah, mencari kebahagiaan di akhirat, menghidupkan agama, menghilangkan kebodohan, dan melestarikan Islam. Bukan mengharap kemulyaan dunia.

RINGKASAN 1
    Dengan Ilmulah Nabi Adam a.s. mendapat kemuliaan sehingga para Malaikat disuruh untuk bersujud kepadanya.
    Ilmu itu sangatlah penting karena ia menjadi wasilah untuk bertakwa.
    Mendapatkan petunjuk dari Alloh, dengan menuntut Ilmu Agama.
    Agama dan bersifat wira’i lebih berat bagi Setan menggoda ketimbang seribu ahli ibadah yang bodoh.
    Menuntut Ilmu tentang akhlak yang tercela guna menghindarinya.
    Setiap Muslim wajib mengisi seluruh waktunya dengan berzikir kepada Alloh, berdo'a, memohon seraya merendahkan diri kepadaNya, membaca Al-qur’an dan bersedekah guna terhindar dari marabahaya.
    Mengamalkan Ilmu berarti meninggalkan kesenangan dunia untuk kebahagiaan Akhirat.
    Setiap Muslim haruslah mempelajari Ilmu yang bermanfaat dan menjauhi Ilmu yang tidak bermanfaat  agar Ilmunya tidak membahayakan dirinya.
RINGKASAN 2
Niat Dalam Menuntut Ilmu
    Niat menuntut ilmu haruslah: Ikhlas mengharap ridho Alloh, mencari kebahagiaan di akhirat, menghidupkan agama, menghilangkan kebodohan, dan melestarikan Islam.
    Orang yang tekun beribadah namun bodoh lebih besar bahayanya daripada orang alim tapi durhaka, keduanya tidak layak dijadikan panutan.
    Tidak boleh  dalam niat menuntut ilmu terbersit agar dihormati masyarakat, untuk mendapatkan harta benda dunia, atau agar mendapat penghormatan di hadapan pejabat atau lainnya.
    Barang siapa yang merasakan lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya. Maka ia tidak akan tertarik dengan harta milik orang lain.
    Boleh menuntut ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat yang nantinya digunakan dalam rangka amar makruf nahi munkar, menjalankan kebenaran dan menegakkan agama Allah.
    Para ulama haruslah menghindari hal hal yang dapat merendahkan derajatnya. harus tawadu tidak mengharap harta dunia.
    Orang alim harus tetap berwibawa sekalipun tawadhu agar ilmu orang dan agama tidak dilecehkan.

RINGKASAN 3
Cara Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Apa Itu Ketekunan
    Harus memilih ilmu yang baik dan yang paling cocok baginya.
    Dalam ilmu agama, dan ilmu tauhidlah yang harus diutamakan.
    Carilah guru yang alim yang wara’i dan yang lebih tua dalam pengalaman.
    Kesabaran dan ketabahan plus ketekunan adalah pokok dari segala urusan.
    Keberanian adalah kesabaran menghadapi kesulitan dan penderitaan.
    Harus sabar dalam belajar kepada seorang guru dan dalam satu pelajaran sampai ia benar-benar memahaminya.
    Tidak boleh menuruti hawa nafsunya. Barangsiapa yang kalah dengan hawa nafsu berarti ia telah kalah dari kehinaan.
    Harus tabah dengan ujian dan cobaan karena gudang ilmu itu diliputi dengan cobaan dan ujian.
    Ali bin abi Talib: “ketahuilah kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, yaitu cerdas, semangat, bersabar, memiliki bekal, petunjuk atau bimbingan dari guru dan waktu yang lama.
    Memilih teman yang tekun belajar, besifat wira’i, dan berwatak isitiqomah juga orang-orang yang suka memahami ayat ayat alquran dan hadis nabi.
    Jangan pilih teman yang malas, banyak bicara dan suka memfitnah.
    Bertemanlah dengan orang baik maka akan mendapatkan petunjuk.
    Orang banyak rusak lantaran teman yang rusak.
    Malas adalah penyakit yang menular.
    Sebelum memilih seseorang untuk dijadikan teman, lihatlah terlebih dahulu siapa teman-temannya.
RINGKASAN 4
Cara Menghormati Ilmu dan Guru
    Tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.
    Cara menghormati guru : tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali ada izinnya.
    Janganlah terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya dalam keadaan yang lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya.
    Mencari keridhoaan dari gurunya.
    Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan Ilmu tidak dapat berkah.
    Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku.
    Jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci.
    Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
    Menghormati buku juga dengan cara: tidak meletakkan buku di dekat kakinya ketika bersila, meletakkan buku-buku tafsir di atas buku-buku lain,juga tidak meletakkan apa pun di atas buku.
    Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. lebih baiknya bila tidak melakukannya.
    Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
    Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis, karena itu kebiasaan filosof dan bukan kebiasaan ulama salaf.
    Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar terutama orang yang mengajarnya.
    Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan hormat sekalipun ia telah berkali kali mendengarnya.
    Sebaiknya tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada gurunya. Karena gurunya biasanya lebih tahu yang terbaik.
    Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya.
    Harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela diumpamakan binatang anjing yang samar.
    Ilmu adalah musuh bagi orang orang yang congkak.
    Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian karunia Alloh.
RINGKASAN 5
Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu,Keistiqomahan dan Cita-cita yang Tinggi
    Bersungguh sungguh dalam belajar. Harus tekun.
    Siapa yang berusaha keras niscaya ia mendapatkannya.
    Mencari ilmu tidak akan berhasil tanpa kerja keras dan usaha maksimal yang penuh kesengsaraan.
    Sangat rugi seseorang yang tidak mau berusaha secara optimal padahal ia mampu.
    Jangan terlalu banyak tidur malam hari.
    Orang yang ingin mendapatkan ilmu haruslah meninggalkan tidur malam.
    Sebaiknya malam digunakan dalam belajar dan ibadah.
    Biar tidak banyak tidur di malam hari, sebaiknya tidak banyak makan agar tidak ngantuk.
    Sebaiknya pelajaran diulang pada awal malam dan akhir malam karena saat saat tersebut diberkahi.
    Bersifatlah wara, kurangi tidur, kurangi makan dan tekunlah belajar.
    Orang yang ingin sukses sebaiknya mengurangi tidur malam.
    Gunakanlah masa mudamu dalam menuntut ilmu karena  ia tidak akan terulang lagi.
    Bersungguh sungguh bukan berarti memaksakan diri.
    Kita tidak boleh memaksakan diri melebih dari kemampuannya.
    Karena kalau dipaksakan bisa melemahkan badan dan tidak mampu bekerja lagi.
    Tuntutlah ilmu itu pelan pelan saja tapi terus-menerus.
    Bercitalah setinggi-tingginya. Karena orang yang tinggi derajatnya lantaran pernah bercita tinggi.
    Modal pokok adalah kesungguhan.
    Semua bisa didapat dengan kesungguhan dan bercita luhur.
    Ingin pandai tapi tidak mau sungguh sungguh tidak dapatlah ilmu kecuali sedikit.
    Bersungguh sungguhi tapi tidak tergesa-gesa.
    Kamu memang bodoh tapi itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar.
    Jauhilah sifat malas karena itu sumber keburukan dan kerusakan yang amat besar.
    Jangan suka menunda karena itu kebiasaan para pemalas. Dan sifat malas itu mendatangkan keburukan dan malapetaka.
    Tinggalkanlah malas dan menunda supaya tidak tetap dalam kehinaan.
    Tidak ada yang diberikan kepada pemalas kecuali penyesalan lantaran gagal meraih cita-cita.
    Penderitaan, kelemahan dan penyesalan bermula dari sifat malas.
    Malas belajar timbul karena kurang sadarnya perhatian terhadap keutamaan dan pentingnya ilmu.
    Ilmu akan kekal sedangkan harta benda akan sirna.
    Orang yang ilmunya bermanfaat akan tetap dikenang sekalipun ia telah meninggal.
    Lupa disebabkan banyak dahak. Banyak dahak lantaran banyak minum dan makan.
    Bersiwak dapat mengurangi dahak, menguatkan hapalan dan menyebabkan kefasihan.
    Perut yang penuh lantaran banyak makan mengurangi ketangkasan.
    Makan terlalu kenyang itu membahayakan.
RINGKASAN 6
Mulai Belajar, Ukuran dan Urutannya.
    Mulailah dari hari rabu karena pada hari itu cahaya diciptakan.
    Memulai belajar dengan cara menghafal, kemudian memahaminya. Setelah paham baru menambah sedikit demi sedikit.
    Sebaiknya diulang dua kali, sampai sepuluh kali. Biasakanlah hal ini.
    Mulailah juga dari buku buku yang mudah dipaham.
    Setelah menghapal dan memaham baru lakukanlah pencatatan.
    Jangan mencatat sebelum paham karena itu membuang buang waktu.
    Harus benar benar memahami apa yang dikatakan gurunya kemudian mengulang-ngulangnya hingga benar benar mengerti.
    Jangan biasakan tidak mau memahami apa yang disampaikan oleh pengajar.
    Jangan lupa untuk berdoa ketika memahami pelajaran.
    Setelah benar benar paham dan tidak khawatir akan lupa baru kemudian melangkah ke pelajaran selanjutnya.
    Cara mudah agar tidak lupa dengan pelajaran adalah dengan mengajarkannya kepada orang lain
     Belajar dengan diskusi itu lebih efektif daripada belajar sendiri. Sebab dalam diskusi kita dituntut untuk lebih berpikir dan lebih maksimal.
    Jangan berdiskusi dengan orang yang buruk tabiatnya atau dengan orang yang tidak mencari kebenaran yang hanya ingin mempersulit orang.
    Membiasakan berpikir keras tentang pelajaran yang sukar dipahami.
    Jangan berbicara atau menyampaikan sesuatu sebelum berpikir.
    Belajar kapan saja dan dari mana saja.
    Biasakanlah lisan dalam bertanya dan biasakanlah hati banyak berpikir.
    Sering seringlah bertukar pikiran dengan orang lain.
    Tidak ada alasan untuk tidak belajar.
    Jangan lupa untuk bersyukur mengucap hamdalah ketika paham dengan satu masalah, semoga ditambahkan oleh Alloh swt.
    Jauhilah sifat kikir/pelit.
    Belilah buku karena itu memudahkan dalam belajar dari orang lain.
    Jangan rakus dengan harta orang lain.
    Tinggalkanlah sifat tamak.
    Berharaplah hanya kepada Alloh.
    istikomah.
    Pelajaran tidak akan melekat bila tidak diulang-ulang.
    Biasakanlah membaca dengan keras.
    tidak boleh berputus asa.
RINGKASAN 7
Tawakkal
    Bertawakal lah kepada Alloh dalam masalah rezeki ketika menuntut ilmu. orang yang memperdalam ilmu agama niscaya akan Alloh cukupkan dan Ia beri rezeki dari jalan yang tidak ia sangka-sangka. . (hadis nabi)
    Manshur al hallaj berkata: sibukanlah nafsumu, karena bila tidak ialah yang akan membuatmu sibuk.
    Orang yang berakal tidaklah boleh cemas dengan urusan dunia.
    Para pencari ilmu sebaiknya menjauhi urusan duniawi.
    Harus sabar dan tabah selama menuntut ilmu. Karena memang fitrahnya bahwa pergi menuntut ilmu berarti harus berhadapan dengan kesengsaraan.
    Orang yang tabah selama di dalam menuntut ilmu akan mendapatkan manis dan lezatnya ilmu.
RINGKASAN 8
Waktu-Waktu Baik Buat Belajar
    Janganlah menyibukkan diri kecuali dalam menuntut ilmu.
    Para ulama bahkan ada yang pernah tidak nyenyak selama empat puluh tahun.
    Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya.
    Waktu yang paling baik untuk belajar adalah menjelang waktu subuh dan antara maghrib dan isya.
    Santri harus mempergunakan seluruh waktunya hanya untuk belajar.
    Andai jika timbul rasa jemu pada sebuah pelajaran hendaknya beralih kepada pelajaran yang lain.
RINGKASAN 9
Saling Mengasihi dan Menasehati
    Orang berilmu harus saling menghormati dan menyayangi sesama dan tidak iri dengki.
    Anak seorang alim menjadi alim pula berkat ia mengajar anak anak orang lain terlebih dahulu daripada anaknya sendiri.
    Bila kau ingin musuhmu mati karena sedih hati atau bertambah gelisah, maka tambahlah ilmumu sehingga ia akan semakin bertambah menderita batin.
    Harus sibuk melakukan kebaikan dan hindarilah permusuhan.
    Hindarilah permusuhan terlebih kepada orang yang bodoh.
    Jangan suka berprasangka buruk dengan orang.
    Jika perbuatan seseorang buruk berarti dugaannya pun buruk.
    Tambahlah kebaikan kepada orang lain sekalipun ia berbuat buruk kepadamu.
    Jika kamu ditipu orang jangan balas dengan menipunya.
RINGKASAN 10
Mencari Tambahan Ilmu Pengetahuan
    Harus menambah ilmu setiap harinya agar mendapat kemuliaan.
    Menghapal sebaik-baik yang didengarkan. Mengatakan sebaik-baik yang dihapal.
    Hapalah pelajaran sedikit demi sedikit setiap harinya. Karena sesuatu yang banyak dimulai dari yang sedikit.
    Malam itu terlalu panjang jangan kamu habiskan untuk tidur. Siang hari itu terang benderang jangan kau redupkan dengan dosa dosamu.
    Kehinaan dan kerugian akibat dari tidak menghiraukan ilmu Alloh pada ulama. Maka berlindunglah kepada Alloh siang dan malam.
    Para pencari ilmu itu harus tahan menanggung penderitaan dan kehinaan ketika menuntut ilmu.
    Menuntut ilmu tidak bisa dipisahkan dari guru dan teman teman belajar.
RINGKASAN 11
Wira’i
    Bersikaplah wira’i(menjaga dari hal hal yang tidak jelas halalnya).
    Rosululloh bersabda: “Barangsiapa yang tidak berlaku wira’i ketika belajar ilmu maka dia akan diuji oleh Alloh dengan salah satu dari tiga hal; mati muda, tinggal bersama-sama orang yang bodoh atau diuji menjadi pelayan pemerintah.
    Termasuk sifat wira’i adalah menghindari rasa kenyang perut, banyak tidur, dan banyak bicara yang tidak berguna.
    Jangan suka makan makanan di pasar karena ia kurang berkahnya lantaran orang miskin menginginkannya namun tidak bisa membelinya.
    Para ulama salaf diberi keluasan ilmu berkah dari bersikap wira’i
    Jauhilah menggunjing dan berkumpul dengan orang yang banyak bicara.
    Orang yang banyak bicara telah mencuri umurmu dan membuang waktumu.
    Termasuk sifat wira’i lagi adalah: menyingkir dari orang yang suka berbuat kerusakan dan maksiat, dari orang yang suka menganggur.
    Hadaplah kiblat ketika belajar.
    Jangan pernah meremehkan hal-hal adab sopan santun dan hal hal yang disunnahkan.
    Harus memperbanyak salat dan khusyuk di dalamnya
    Bawalah buku kemana saja untuk dipelajari. Dan catatlah apa yang kau dengar dari gurumu.

RINGKASAN 12
Hal-Hal yang Dapat Menguatkan Hapalan dan yang Melemahkannya
    Hal-hal yang dapat menguatkan hapalan antara lain: tekun belajar, mengurangi makan, salat malam, dan membaca Alquran.
    Membaca Alquran yang baik adalah dengan melihat mushaf.
    Perbanyaklah sholawat kepada Nabi Muhammad saw.
    Kuat hapalan adalah karunia dari Alloh, dan karunia Alloh tidak akan diberikan kepada orang yang maksiyat.
    Hal-hal yang dapat merusak hapalan antara lain: banyak berbuat maksiat, banyak dosa, banyak berpikir susah, terlalu memikirkan harta, dan terlalu banyak kerja.
    Orang yang cemas dengan urusan dunia biasanya karena hatinya gelap. Dan orang yang senantiasa memikirkan urusan akhirat hatinya bercahaya
    Sholat dengan khusyuk dan menyibukkan diri dengan mencari ilmu dapat menghilangkan penderitaan dan kesusahan.
RINGKASAN 13
Hal-Hal yang Dapat Mempermudah Datangnya Rezeki dan yang Menghambatnya
    Hanya doa yang bisa menolak takdir.
    Terhalang rezeki lantaran dosa yang dikerjakannya. Terlebih dosa dari dusta karena dusta dapat menyebabkan kefakiran.
    Tidur di pagi hari bisa menyebabkan fakir harta juga fakir ilmu.
    Termasuk rugi bila malam dibiarkan lewat begitu saja tanpa guna, karena malam juga termasuk dari umur yang dijatah.
    Hal-hal lain yang dapat menghalangi rezeki ialah: tidur dengan telanjang, kencing telanjang, makan dalam keadaan junub, tidur di atas lambung, membiarkan makanan yang terjatuh, membakar kulit bawang merah dan bawang putih, menyapu rumah dengan sapu tangan, menyapu rumah pada malam hari, membiarkan sampah di dalam rumah, berjalan di muka orangtua, memanggil orangtua dengan nama keduanya, membersihkan gigi dengan sembarang kayu, membersihkan tangan dengan debu, duduk di muka pintu, bersandar di daun pintu, berwudu di tempat beristirahat, menambal baju yang sedang dikenakan, membersihkan badan dengan baju, membiarkan sarang laba-laba di dalam rumah,  meremehkan salat.
    Hal-hal yang bisa menyebabkan kefakiran antara lain: tergesa keluar dari masjid ba’da subuh, terlalu pagi pergi ke pasar dan pulang paling akhir, membeli roti dari pengemis, mendoakan dengan doa yang buruk untuk anak, tidak menutup wadah, meniup lampu, menulis dengan pulpen yang diikat, menyisir rambut dengan sisir yang patah, tidak mau mendoakan orangtua, mengenakan surban dengan duduk, mengenakan celana dengan berdiri, kikir dan pelit, terlalu hemat, menunda atau meremehkan segala urusan.
    Rosululloh Saw bersabda: “Memohonlah kalian turunnya rezeki dengan bersedekah”.
    Adapun hal-hal yang bisa mendatangkan rezeki antara lain: bangun pagi sekali, menulis dengan tulisan yang indah, bermuka ceria, dan berbicara dengan perkataan yang baik.
    Hal lainnya: mencuci pakaian, menyapu halaman, sholat dengan khusyuk, sholat dhuha, membaca surah waqiah, almulk, allail, muzammil, alam nasyrah, di waktu malam, datang ke masjid sebelum azan dikumandangkan, mendawamkan wudhu, salat sunah fajar dan witir di rumah, dll.
    Jangan membicarakan hal-hal duniawi setelah salat witir.
    Jangan banyak bergaul dengan perempuan, terkecuali ada hajat.
    Jangan membicarakan hal hal yang tidak bermanfaat.
    Siapa yang mengerjakan hal tidak berguna berarti ia telah kehilangan hal yang berguna.
    Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: siapa yang sempurna akalnya niscaya sedikit bicaranya.
    Berbicara itu hiasan sedangkan diam itu keselamatan.
    Jangan banyak berbicara, bicaralah seperlunya saja.
    Memang mungkin kita akan menyesal bila diam tapi itu tidak seberapa dengan menyesal karena bicara.
    Salah satu amalan murah rezeki adalah bacaan: “subhanalloh al azhim subhanalloh wa bihamdih astagfirulloh wa atubu ilaih”;
    سبحان الله العظيم سبحان الله و بحمده استغفرالله و اتوب اليه
    dibaca setelah terbit fajar hingga menjelang sholat subuh.
    “La ilaha illalloh al malikul haqqul mubin”
    لا اله الا الله الملك الحق المبين
    sebanyak seratus kali dibaca setiap pagi dan sore.
    Setiap fajar dan sehabis salat bacalah “Alhamdulillah wa subhanalloh wa la ilaha illalloh” sebanyak 33 kali.
    الحمد لله و سبحان الله و لا اله الا الله
    Perbanyaklah membaca sholawat.
    Perbanyaklah membaca “la haula wala quwwata illa billah al ‘aliyil ‘azhim”
    لا حول ولا قوة الا بالله العالي العظيم
    Bacalah doa: “Ya Alloh cukupkanlah aku dengan yang halal dari yang haram, dan cukupkanlah pula aku dengan karunia-Mu dari menghajatkan kepada selain-MU”. Dibaca sebanyak tujuh puluh kali.
    Pujian-pujian sebagai berikut: “antalloh al aziz al alhakim antalloh ala malikull quddus antalloh alhalimul karim”.

No comments:

Post a Comment